KRONOLOGIS PEMAKAIAN ARANG
KAYU SOWANG
DI KOTA DAN
KABUPATEN JAYAPURA
1. TUMBUHAN SOWANG MERUPAKAN FLORA ENDEMIK
DI KAWASAN CAGAR ALAM PEGUNUNGAN CYCLOOP
Pegunungan Cycloop merupakan salah satu kawasan konservasi di Papua yang ditunjuk sebagai Cagar Alam berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 56/Kpts/Um/1/1978 tanggal 26 Januari 1978 dan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 365/Kpts-II/1987 tanggal 18 Nopember 1987 dengan luas ± 22.500 Ha dan dukukuhkan kembali melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK 782/Menhut-II/2012 tanggal 27 Desember 2012.
Penetapan kawasan tersebut sebagai kawasan lindung tentu dengan
pertimbangan bahwa gunung Cycloop merupakan tempat berlindung bagi beberapa satwa endemik papua dan
juga satu-satunya sumber air bersih bagi seluruh
lapisan masyarakat baik di Kabupaten maupun Kota Jayapura serta beberapa fungsi lainnya. Namun akhir-akhir ini
eksistensi Cagar Alam Pegunungan Cycloop sedikit mengalami permasalahan yang pada akhirnya
berdampak negatif juga terhadap aktifitas dan kelangsungan
hidup masyarakat.
Menurut data dari World Wildlife Fund (WWF) Region Sahul Papua, bahwa Cagar
Alam Pegunungan Cycloop yang selama ini
berfungsi sebagai penyangga dan daerah tangkapan air beberapa tahun
terakhir mengalami kerusakan akibat aktifitas warga masyarakat di sekitar
kawasan tersebut. Kerusakan yang terjadi saat ini bisa ditemukan dibeberapa lokasi
antara lain di Waena, Skyaline, Ifar Gunung, Sereh, Pos Tujuh, Polomo, Kemiri,
Doyo, Kodam Baru dan Angkasa Indah. Salah satu aktifitas masyarakat adalah
penebangan pohon.
Penebangan pohon yang dilakukan oleh masyarakat
diantaranya adalah penebangan pohon kayu Sowang. Pohon kayu Sowang (Xanthostemon
sp) adalah salah satu spesies
flora endemik yang terdapat hanya di kawasan Cagar Alam Pegunungan Cyloop yang
banyak dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan rumah karena memiliki daya tahan
dimana semakin lama semakin keras/tidak mudah lapuk. Pohon kayu sowang yang telah ditebang, juga dimanfaatkan dalam bentuk
arang. Seiring dengan meningkatnya bisnis kuliner (ikan bakar) permintaan
kebutuhan arang kayu juga mengalami peningkatan. Ironisnya sampai saat ini belum
diketahui tehnik pembudidayaan kayu Sowang karena
proses pertumbuhannya memakan waktu yang lama.
.
2. ERA
BARU PEMANFAATAN KAYU SOWANG
Sejak masa pemerintahan Ir. Yan Pieter
Karafir Msc Bupati Kabupaten Jayapurapada tahun 1997 sebagai upaya mengatasi kemacetan yang terjadi di Kota
Jayapura, dilakukanlah pembangunan ruas jalan dalam kawasan Cagar Alam Cycloop
Pembangunan ruas alternatif (Ring Road) ini mengambil dua arah yakni jalan
lingkar utara dari Kota Jayapura menuju
kampung Ormu. Jalan alternatif lingkar selatan dari Jayapura menuju Sentani
sepanjang 41 kilo meter. (Lihat Cenderawasih Pos Edisi Senin, 29 Nopember
2010).
Ir. Sudjud selaku Kakanwil Departemen
Kehutanan (lihat Irja Post edisi Juni 1999) mengatakan bahwa sejumlah alat
berat seperti eskavator, dozer telah melakukan penggusuran hutan sepanjang 2 km
yang mengakibatkan rusaknya habitat anggrek alam, beberapa jenis pohon termasuk
diantaranya Kayu Sowang (Xanthostemon sp),
dan kayu untuk pembuatan perahu. Langkah pengamananpun telah dilakukan oleh
Kakanwil Dephut tersebut dengan memerintahkan Petugas Polisi Kehutanan Sub
BKSDA dan PPNS guna melakukan
pemeriksaan di TKP yang ditindak lanjuti oleh PPNS dengan memanggil kontraktor
yakni CV. Bonsay dan Dinas PU Kotamadya Jayapura untuk dimintai
keterangan.
Laporan Petugas Polisi Kehutanan tahun 2010 mengatakan
bahwa aktifitas masyarakat bukan hanya sekedar memanfaatkan kayu hasil
penggusuran hutan guna pembuatan badan jalan, tetapi warga masyarakat telah
melakukan penebangan pohon disekitar kiri kanan badan jalan yang digusur baik
dengan menggunakan parang maupun mesin chain saw. Diantaranya ditemukan ratusan
batang kayu Sowang (Xanthostemon sp).
Hasil wawancara dengan beberapa warga
masyarakat diperoleh informasi bahwa 1 batang kayu Sowang dijual seharga Rp.
Rp. 50.000 - 75.000,-. Saat ini 1 batang
kayu Sowang dapat dijual seharga Rp. 150.000,- Kayu-kayu ini dijual di kawasan
Dok IX guna pembuatan rumah yang didirikan diatas air, karena memiliki daya
tahan yang kuat. Hal yang tidak kalah menarik yakni pemanfaatan kayu Sowang (Xanthostemon sp) oleh warga masyarakat
bukan hanya dalam bentuk kayu bulat saja, tetapi juga dimanfaatkan dalam bentuk
arang kayu Sowang. Hal ini dibuktikan dengan penemuan sejumlah lokasi pembuatan
arang di Kelurahan Angkasa dan Bhayangkara. Adapun cara pembuatan arang
Kayu Sowang ini adalah menimbun di dalam lubang yang telah digali batang pohon
Kayu Sowang yang ditebang. Selanjutnya batang tersebut dibakar dan ditimbun
kembali. Proses pembakaran ini bisa terjadi selama 2 3 hari. Setelah itu digali
kembali untuk mengambil arang kayu terse.but
Situasi Politik di Tanah Papua tahun 2001 yang semakin kondusif pasca
lahirnya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otsus di Papua berdampak
positif pada kehidupan masyarakat yang ada di Kota Jayapura. Salah satu
indikatornya adalah terciptanya iklim
usaha yang semakin kondusif di kota Jayapura. Hal ini ditandai dengan
berjamurnya usaha kuliner ikan bakar dan penjual sate ayam.
3. TINDAKAN REPRESIF DALAM RANGKA MENEKAN
LAJU PENEBANGAN POHON SOWANG UNTUK DIJADIKAN ARANG
A.OPERASI PENGAMANAN HUTAN TAHUN 2005
Operasi Pengamanan
Hutan dalam Kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop oleh SPORC dimana
berhasil
mengamankan ratusan karung Arang Kayu
Sowang siap pada tahun 2005
B. HASIL OPERASI PENGAMANAN HUTAN TAHUN 2010
Penjualan
arang kayu Sowang pada salah satu Kios di Kelurahan Bahayangkara
(Data tahun 2011)
Kendaraan ini tertangkap Polhut BBKSDA saat mengangkut 27
kemasan arang Kayu Soang
(Data tahun 2011)
4. OPERASI GABUNGAN DALAM RANGKA PENANGGULANGAN PEMANFAATAN ARANG KAYU SOWANG PADA BEBERAPA RUMAH MAKAN DI WILAYAH KOTA JAYAPURA DAN KABUPATEN JAYAPURA PADA TAHUN 2015
Pada bulan Maret 2017 ketika kami berada di Nabire, kami melihat adanya pemanfaatan limbah industri hasil pengolahan kayu yang dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan Arang Briket oleh IUIPHHK PT. Eka Dwika Perkasa Nabire. Hal ini tentu merupaka kabar baik bagi para pemilik Rumah Makan di Jayapura yang biasa menyajikan menu ikan bakar dan para penjual sate keliling sebagai solusi atas larangan penggunaan Arang Kayu Sowang. Dari segi kualitas Arang Briket tersebut tidak kalah kualitas dengan Arang Kayu Sowang misalnya panas yang dihasilkan lebih tahan lama dan tidak menghasilkan abu yang banyak dalam proses pembakaran. Dengan menggunakan Arang Briket secara tidak langsung para pihak sudah turut berpartisipasi secara tidak langsung terhadap kelestarian Kawasan Cagar Alam Cycloop sebagai penghasil air bersih bagi warga Kota Jayapura.